Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wajah UNM hari ini

Assalamualaikum wr wb
Salam Demokrasi Nasional!

Hay teman-teman, ada sedikit tulisan nih, buat tambah penggetahuan soal kampus kita, ya UNM namanya, siapa sih yang nggak kenal kampus ini, kampus yang berada di sulawesi selatan berakreditasi “A”, dan sementara mengadakan tes jalur mandiri hari ini. Bagi teman-teman yang ingin ujian selamat berjuang ya!


Tahukah teman-teman, UNM tahun ini  menggunakan beberapa jalur dalam penerimaan mahasiswa baru yaitu jalur SNMPTN, SBMPTN dan jalur MANDIRI. Nah dari ketiga jalur tersebut ada jalur yang dalam pelaksanannya di UNM sangat bobrok  yaitu jalur “MANDIRI”,  knapa bisa?  Mari simak tulisan ini sampai selesai. Namun sebelumya mari kita kenalkan terlebih dahulu sistem pembayaran kuliah yang lagi ngetrend saat ini, kita sebut saja dia UKT (Uang Kuliah Tunggal).

Apa itu UKT? Kalau dahulu kita kenal dengan SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan), sekarang namanya UKT. Apa perbedaannya? Sederhananya adalah dilihat dari banyaknya uang yang harus dibayarkan setiap semesternya, kalau SPP dahulu masih sangat murah, di UNM tahun 2012 SPP yang dibayarkan hanya sebesar Rp. 675.000 per semesternya dan sama rata dibayarkan oleh mahasiswa, berbeda dengan UKT. Sejak diterapkannya UKT di UNM tahun 2013 sampai tahun 2017, nominal terendah yang harus dibayarkan adalah Rp. 500.000 dan yang paling tinggi adalah Rp. 8.500.000, woow sungguh nominal yang fantastis! Dan sangat berat bagi mahasiswa!

Nah, selain itu yang penting di ketahui dari UKT  adalah penentuan nominal uang yang harus kamu bayarkan setiap semesternya adalah di “sesuaikan dengan kemempuan ekonomi kamu, atau orang tua atau wali yang membiayai kamu” artinya jika ekonomi kamu baik maka UKT yang kamu bayarkan akan tinggi, sebaliknya jika ekonomi kamu kurang baik maka akan rendah pula UKT yang kamu bayar. Hal tersebut berlaku kepadan semua jalur masuk di UNM, baik jalur SNMPTN, SBMPTN maupun jalur MANDIRI.

Itu gambaran sekilas tentang UKT. Nah bagaimana dengan jalur MANDIRI yang katanya bobrok di UNM?

Anas (na’as) yang terjadi pada jalur MANDIRI di UNM. UNM telah mematok dan menentukan nominal UKT yang harus dibayarkan oleh mahasiswa, artinya bukan lagi ditentukan sesuai dengan kemampuan ekonomi mahasiswa, hal tersebut bisa dilihat pada lamaan website pmbm.unm.ac.id  di setiap program studi, padahal dalam penentuan UKT sekali lagi harus di sesuaikan dengan kemempuan ekonomi mahasiswa atau orang yang membiayainya, tentu ini manjadi masalah besar bagi mahasiswa yang penghasilan orang tuanya  tidak menetu.  


Parahnya lagi dalam Peraturan Mentri Riset, teknologi dan pendidikan tinggi (Permenristekdikti) No. 39 tahun 2017 akan ada pungutan “Uang Pangkal” yang di bebankan kepada mahasiswa yang lulus  jalur mandiri, tentunya hal tersebut membuat orang tua mahasiswa semakin tercekik dengan beban biaya pendidikan anaknya yang semakin mahal.

Nah itu sedikit ulasan soal bobroknya jalur mandiri, tentunya sebagai anak kita berusaha agar UKT  yang kita bayarkan  sesuai dengan fasilitas (sapras) yang kita nikmati, pun jika fasilitas nya kurang memadai, kita berhak mempertanyakan kepada pimpinan universitas atau pimpinan fakultas bahkan jurusan/prodi. Hal tersebut telah dilakukan oleh teman-teman di fakultas ekonomi (FE) baru-baru ini, sebanyak 6 mahasiswa fakultas ekonomi memperoleh sanksi “skorsing” hanya karena menuntut di laksanakannya janji pimpinan fakultas FE terkait sarana dan prasarana yang tidak memadai, serta mempertanyakan data hasil temuan terkait realisasi anggaran pengadaan barang/jasa di FE UNM.

Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di FE saja, di beberapa fakultas di UNM pun kerap mendapat respon yang tidak senonoh (baik) jika menanyakan tentang anggaran. Begitulah, biaya kuliah yang semakin tinggi justru berbanding terbalik dengan hak bertanya dan mengeluarkan pendapat di dalam kampus.

Sudah barang tentu selembar kertas yang teman-teman baca ini tidak akan berguna jika hanya di simpan atau di buang begitu saja, akan tetapi dari selembar kertas inilah kami menggambarkan kebusukan para pimpinan-pimpinan yang tidak lagi berperilaku sebagaimana orang yang terdidik, mereka yang telah menyembah  berhala (uang dan jabatan). 

Selembar kertas ini akan berguna jika kita sama-sama berusaha untuk belajar, berorganisasi dan berjuang dalam mewujudkan sistem pendidikan yang ilmiah demokratis dan mengabdi kepada rakyat.


Jika teman-teman masih bingung tidak percaya dengan kondisi kampus saat ini, kami selalu menunggu untuk belajar bareng, diskusi bareng dan berjuang bareng di front mahasiswa nasional.

CP Pimpinan Harian FMN Ranting UNM :
Jeng Risna (Dept. Perempuan) : 082 349 226 193
Bung Ichal (Ketua) : 082 148 960 900