Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

“Mengecam Pembubaran Massa Aski FMN UIM Dalam Merespon Kedatangan JK di UIM”

PERNYATAAN SIKAP FMN CABANG MAKASSAR


Kedatangan Jusuf Kalla /JK di Kampus UIM (Universitas Islam Makassar) tanggal 22 Desember 2018 adalah untuk kegiatan LAUNCING PEMBANGUNAN GEDUNG INFRASTRUKTUR UIM. Gedung Infrastruktur yang berjumlah 19 lantai ini akan dioperasikan sebagai Gedung Rektorat saja. Gedung tersebut dibangundengan menandalkan utang dari Bank Mega Syariah. Selain JK, Menristek Dikti (Muh. Nasir) juga dijadwalkan untuk hadir dalam kegiatan tersebut.

FMN UIM menilai, bahwa hal yang paling dibutuhkan oleh mahasiswa UIM bukanlah Gedung 19 lantai yang hanya dijadikan sebagai Gedung Rektorat semata, melainkan sarana dan prasarana yang akan menunjang proses akademik. Perkembangannya sampai saat ini sama sekali tidak diperadakan oleh kampus UIM. Sedangkan disisi lain, biaya kuliah di UIM setiap tahunnya mengalami peningkatan, Fakultas Teknik sebagai salah satu contoh, diangkatan 2018 BPP yang dibayar setiap semesternya (Biaya Penyelenggaraan Pendidikan) mencapai Rp. 2.750.000, sedangkan SPP (Sumbangan Penyelenggaran Pendidikan) yang diorientasikan untuk pembangunan yang dibayar pada saat masuk mencapai Rp. 3.000.000. Pembangunan Gedung tersebut diyakini akan mengakibatkan peningkatan biaya kuliah mahasiswa, sebab mereka akan menanggung biaya oprasional Gedung tersebut. 

Selain masalah fasilitas, masih banyak masalah lain yang dialami oleh mahasiswa UIM. Misalnya pengadaan program Pesantran dan ESQ (Emotional Spiritual Quotient) yang diwajibkan kepada seluruh mahasiswa baru dengan pemungutan biaya yang dinilai terlalu memberatkan untuk mahasiswa. Besaran biaya Pesantren dan ESQ itu sebesar Rp. 2.500.000, sedangkan pengadaan kegiatan tersebut hanya dilakukan didalam kampus.

Selain grand isu, FMN UIM juga akan mengangkat isu-isu lain menyoal problem didunia Pendidikan dan problem masyarakat secara umum yang terus terhisap dan tertindas. Kasus di UNM (Universitras Negeri Makassar) yang kerap dikampanyekan oleh mahasiswa di Makassar yaitu sanksi Skorsing kepada 6 Mahasiswa FE UNM dan Pemukulan Kepada Massa Aksi FIK UNM hanya karena mempertanyakan Kejelasan Anggaran di Fakultas masing-masing serta menuntut perbaikan fasilitas kampus. Sealin masalah didalam dunia Pendidikan, masalah-masalah rakyat terkhusus petani juga dikampanyekan. Di kabupaten Bulukumba, Proyek Pembangunan Terminal Aspal Curah akan menghilangkan mata pencaharian sedikitnya 2.900 petani Rumput Laut, selain itu Perkebunan Karet Skala besar milik PT. Lonsum juga terus merampas tanah rakyat terkhusus masyarakat adat Kajang. Upaya untuk merebut tanahnya kembali dari pihak PT. Lonsum mengakibatkan kriminalisasi terhadap 14 petani di Kajang. Bukan hanya di petani di Bulukumba yang dikriminalisasi karena merebut tanahnya kembali. Penangkapan 2 pejuang adat Jurang Koak serta penganiayayaan salah satu pemuda juga terjadi di NTB / Nusa Tenggara Barat yang dilakukan oleh aparat akibat Klaim TNGR (Taman Nasionanl Gunung Rinjani) di kawasan adat Jurang.

Dalam Merespon Kedatangan JK, FMN UIM akan mengangkat grand isu “HENTIKAN PEMBANGUNAN GEDUNG 19 LANTAI, BERIKAN MAHASISWA SARANA DAN PRASARANA YANG LAYAK.”

Namun dalam Upaya Kampanye yang dilakukan, Massa Aksi terus di intimidasi dan mengalami tindakan represifitas berupa pembubaran Aksi. Sejak awal massa aksi FMN UIM memasuki kampus, mereka terus diintai oleh intel. Henry selaku salah satu massa aksi ditarik dan Bendera FMN disita oleh apparat.

Atas dasar tersebut FMN Cabang Makassar Menyatakan Sikap :
  1. Mengecam Tindakan Represif Aparat Terhadap Massa Aksi FMN UIM.
  2. Turunkan Biaya Kuliah di UIM .
  3. Tolak ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian Studi dan Hapus Punugtan Biaya ESQ.
  4. Turunkan Biaya Pesantren di UIM.
  5. Cabut SK Skorsing 6 Mahasiswa FE UNM, Usut Tuntas Kasus Pemukulan Mahasiswa FIK UNM.
  6. Bebaskan 2 Pejuang Tanah Adat Jurang Koak, Usut Tuntas Kasus Penganiyayan Kawan Deri Oleh Aparat.
  7. Bebaskan Kawasan Adat Jurang Koak dari Klaim Taman Nasional Gunung Rinjani.
  8. Cabut HGU PT. Lonsum.
  9. Tolak Pembangunan Terminal Aspal Curah.


FMN Cabang Makassar

Henry Ford Jebs
ketua