Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
"HARI BURUH INTERNASIONAL, MASSA AKSI FPR SULSEL SERUKAN UNTUK BERJUANG BERSAMA KLAS BURUH DAN RAKYAT TERTINDAS LAINNYA"


Ratusan massa FPR membanjiri jalan AP Pettarani hingga Urip Sumiharjo. aksi demonstrasi memperingati hari Buruh Internasional, Selasa (01/05/2018). Aksi yang berlangsung secara damai ini dilakukan di depan kantor DPRD Kota dan DPRD Provinsi sul-sel dengan mengusung Grand Isu “GALANG PERSATUAN PEMUDA MAHASISWA BERJUANG BERSAMA KLAS BURUH DAN RAKYAT TERTINDAS LAINNYA”.

Massa aksi yang tergabung dalam FPR (Front Perjuangan Rakyat) Sul-Sel menyikapi May Day 2018 ini sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Pemerintahan Jokowi-JK melalui instansi yang dipimpinnya terus berupaya melakukan pelemahan dan politik pecah belah dengan melakukan berbagai macam tindakan provokasi, intimidasi, dan pelecehan/penghinaan serta pelarangan terhadap klas buruh dan rakyat yang ingin menyampaikan aspirasinya di muka umum dalam bentuk aksi demonstrasi. Bukan hanya itu, pemerintah Jokowi melalui Kementrian Ketenagakerjaan (Kemenaker) merilis Tema peringatan May Day tahun ini adalah “May Day Is Fun Day”. Melalui Tema ini, pemerintah bersama pengusaha mencoba mengubah esensi dari persiapan menuju May Day agar kegiatan-kegiatan yang sifatnya seremonial dan kultural semata. Melalui Institusi kepolisian Negara RI, pemerintah Jokowi juga mengeluarkan meme-meme yang bertuliskan konten seperti “daripada pusing mikirin UMK, lebih baik pikir bagaimana cara skak mat” yang berlatar permainan catur.

“Kondisi rakyat yang hari ini kian terpuruk tidak terlepas dari skema neoliberalisasi dan ekspor kapital yang dilakukan oleh Imperialisme AS yang terus dimassifkan oleh Pemerintahan Indonesia dibawah Rezim Jokowi-JK. Hal itu dapat dilihat dengan lahirnya PP 78 Tahun 2015 dan program RAPS yang merampas upah, tanah dan lapangan pekerjaan bagi buruh/calon buruh. Sementara di sektor pendidikan pemerintah terus menghisap rakyat dengan menaikkan harga atau biaya pendidikan melaui UU PT yang melegalkan otonomi kampus” Ujar Ilhan R , selaku ketua FMN Cabang Makassar.

Yahya Selaku Koordinator FPR Sulsel juga menyampaikan “Aksi yang dilakukan FPR adalah aksi berskala nasional yang dilakukan di 22 titik termasuk di Makassar. Perjuangan ini takkan pernah berakhir selama rakyat Indonesia masih terus dihisap dan ditindas oleh rezim boneka. Dia juga menambahkan May Day tahun ini FPR Sul-Sel akan tetap mendorong dan mengkampanyekan masalah pokok yang dihadapi buruh yanga ada di daerah. Skema perampasan tanah yang semakin massif dilakukan rezim berkuasa telah mengakibatkan banyaknya pengangguran di daerah yang banyak terjadi perampasan tanah, hal ini mengakibatkan meningkatnya urbanisasi ke kota ataupun ke luar negeri. Di sisi lain peraturan pemerintah Nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan telah menguntungkan para pengusaha untuk mengupah murah buruh di Indonesia, sangat terang bahwa rezim berkuasa tidaklah mengabdi kepada rakyat karena terlah menyengsarakan rakyat melalui peraturan yang dikeluarkan”

Aksi demontrasi yang berlansung pada pukul  11.26 WITA dan berakhir pada pukul 13.46 WITA mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian. Bisa dilihat dari mobilitas massa aksi yang tanpa istirahat melakukan aksi di 2 titik. Yaitu DPRD Kota Makassar dan berlanjut di DPRD Prov. Sulsel Selain Orasi,  varian aksi juga diisi dengan pembacaan puisi yang dilakukan oleh BEM FIS UNM, SERUNI, NALAR dan FPM Sulsel. Masih ada lagi, lagu dan yel-yel juga terdengar dalam aksi dan itu menjadi penyemangat tersendiri untuk massa aksi. Aksi FPR tahun ini berisi beberapa tuntutan yaitu :


  1. Cabut PP. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan
  2. Hentikan Perampasan Tanah dan Tolak RA-PS Jokowi-JK
  3. Cabut UU DIKTI Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
  4. Cabut RKUHP, UU ORMAS, MD3 yang Merampas Hak Demokratis Rakyat
  5. Hentikan Diskriminasi Upah dan Kerja Bagi Perempuan Buruh Pabrik Maupun Buruh Tani Perkebunan
  6. Hentikan Seluruh Konflik Ruang Perkotaan dan Stop Penggusuran
  7. Hentikan Segala Bentuk Intimidasi, Teror dan Kriminalisasi Terhadap Rakyat yang Mempertahankan Tanahnya
  8. Wujudkan Reforma Agraria Sejati dan Bangun Industri Nasional

FPR SULSEL
(FMN Makassar, Sulsel, Seruni Sulsel, BEM FIS UNM, BEM FE UNM, BEM FAPERTA UIT, FPM Sulsel, Lingkar Nalar, GMNI, AGRA SULSEL, FORMA GATRA)


Reporter : Hijrahwati (FMN UNM)
Editor : Yatna Ramadhan (FMN Makassar)