Buruh dan Mahasiswa
Pendidikan dalam cengkraman imprelisme bersama borjuasi besar komrador serta tuan tanah telah mengakibatkan langgenganya karaktek budaya terbelakang yang menjauhkan peserta didik dari rana produktifnya. Sejak kecil Konsep kompetisi telah di tanamkan dalam dunia pendidikan indonesia. di sekolah para murid diajari bersaing agar dapat mengejar nilai akademik yang akhirnya membunuh daya kritis mereka memahami realita yang terjadi di sekitarnya. Watak persaingan yang telah mengakar membuat mereka menghalalkan segala cara dalam mengakses pendidikan tinggi. Kasus nepotisme serta suap tak jarang terdengar ketika musim pendaftaran. Tentunya hal tersebut telah di pertahankan rezim boneka Jokowi-JK terus mempertahankan kebijakan-kebijakan yang tidak mengabdi kepada rakyat.
Sejak di terapkannya UU PT NO.12 THN 2012 bisnis pendidikan tinggi semakin terlihat. Dari tahun ketahun biaya kuliah terus mengalami kenaikan. Akibatnya akses rakyat ekonomi lemah tidak memiliki ruang dan memilih mencari pekerjaan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan. Banyaknya lulusan dan masyarakat pengguran lainnya serta keterbatasan lapangan pekerjaan mengharuskan kembali bersaing mengakses dunia kerja.
Di pendidikan tinggi kondisi mahasiswa mengalami tekanan biaya kuliah serta kebijakan yang tidak demokratis. Berbagai kebijakan yang diputuskan secara sepihak sebagai upaya-upaya mematika daya kritis mahasiswa. Kebijakan pelarangan aktivitas malam di kampus, kebebasan berorganisasi serta menyampaikan pendapat sering mengalami tindakan represif dari pihak kampus. Sebagai contoh, Kasus Drop Out 3 Mahasiswa Fakultas Teknik UIM yang mempertanyakan masa jabatan Rektor selama tiga periode.
Pembunuhan budaya kritis serta kebudayaan terbelakang secara nasional telah di propagandakan oleh pemerintahan boneka melalui berbagai media seperti TV. Berbagai acara yang memperlihatkan kampus sebagai wadah pertemuan jodoh yang jauh dari masalah kehidupan rakyat. Kemerosotkan kebiasaan berpikir kritis mahasiswa adalah satu kemengan besar bagi pemerintahan boneka imperialisme untuk memperdagangkan ilmu pengetahuan dengan dalih mengontrol ketersediaan pengangguran terdidik yang murah bagi industri manufaktur imprealisme.
Mahalnya biaya kuliah serta Ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas merupakan masalah pokok yang di alami oleh rakyat indonesia terkhusus bagi buruh. Perampasan upah yang di alami oleh kaum buruh membuatnya tidak dapat menyekolahkan anaknya sampai pada institusi pendidikan tinggi. sebagai contoh di kampus UNM. Sejak penerapan UKT dan dari tahun 2013 sampai pada tahun 2016, biaya kuliah telah mencapai 7,5 juta persemesternya. Sementara, dari indikator secara kuatitas buruh adalah jumlah terbanyak kedua dari petani lebih dari 100 juta orang. Selain itu, kaum buruh terus mengalami intimidasi serta tekanan dari pihak perusahaan. Seperti, yang dialami buruh PT PDK yang terjadi pada kasus di tahun 2012 silam. PHK yang di alami 1300 buruh yang menuntut Upah yang layak bagi kehidupan mereka dan hingga saat ini pemerintah abai dan seolah tidak tahu masalah yang terjadi. Kasus terakhir salah pimpinan serikat buruh dari SBGTS GSBI PT PDK yang masih konsistem berjuang hingga saat ini negara lewat aparat kepolisian Tangerang telah melakukan tindakan kekerasan dan pembubaran aksi damai yang ruting dilakukan setiap minggunya oleh buruh.
Lahirnya PP No.78/2015 Tentang Pengupahan yang memiliki peranan ganda, telah menambah derita bagi seluruh buruh yang ada di indonesia. Dalam kebijakan tersebut, Pertama; menekan upah buruh serendah-rendahnya, kedua melemahkan secara sistematis gerakan buruh yang berjuang atas perbaikan upahnya. Dalam pasal 43 (5) di jelaskan bahwa KHL hanya akan di tinjau dalam masa rentang 5 tahun dengan menyandarkan pada penentuan upah yang tidak mampu menutupi kebutuhan sehari-hari terlebih saat-saat memasuki hari-hari besar. Pengupahan pun di hitung secara persong/lajang dan tidak sama sekali memperhatikan seberapa banyak tunjangan yang di miliki oleh buruh jika misalnya dia berkeluarga dan punya anak. jadi persoalan yang di hadapai mahasiswa mau tidak mau harus membangun persatuan kekuatan dari kelas terhisap lainnya terlebih pada kelas buruh dan kaum tani yang juga saat ini sama-sama merasakan karakter negara yang tidak berpihak pada rakyatnya.
Dari barbagai masalah yang di alami oleh Rakyat indonesia penting bagi kita mempererat barisan perjuangan dengan membangun front yang berpihak kepada kepentingan rakyat untuk menuntut pendidikan yang ilmiah, demokratis, dan mengabdi kepada rakyat.
Dept. Pendidikan dan Propaganda
Front Mahasiswa Nasional Cabang Makassar