Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rakyat Bersatu, JUNK WTO-TOLAK TPP


         WTO yang secara jelas hanya menguntungkan negara-negara maju khususnya imperialis AS, sudah pasti mendapatkan tantangan semakin keras dari rakyat seluruh dunia. Pada akhir 1990, GATs-WTO telah menjadi sasaran perlawan rakyat dunia untuk menghentikan monopoli perdagangan dunia oleh negara maju khususnya imperialis AS. Majelis Rakyat Melawan WTO (the People's Assembly Against the WTO) yang diselenggarakan oleh Bagong Alyansang Makabayan (BAYAN) pada tanggal 28 November 1999 di Seattle, Amerika Serikat hingga pertempuran Seattle (Battle of Seattle) yang melumpuhkan Konferensi WTO. Setiap putaran KTM WTO kemudian diikuti protes keras dari rakyat mulai dari pertemuan Menteri WTO di Doha (2001), Cancun (2003), Hong Kong (2005) hingga terakhir Bali (2013). Perjuangan rakyat untuk membubarkan WTO menunjukkan tidak bergunanya WTO bagi rakyat dunia. Hampir satu dekade pula WTO tidak mencapai kesepakatan dalam setiap pertemuannya. Walau WTO mencapai kesepakatan dalam KTM WTO ke 9 di Bali “Paket Bali”, namun hal itu bukan lantas memberikan perubahan siknifikan dalam perdagangan dunia yang berkeadilan. Karena hakekatnya perjanjian WTO akan senantiasa merugikan negara-negara miskin maupun negara berkembang dan di sisi lain memberikan keuntungan bagi Korporasi-korporasi milik negara maju khususnya TNC milik AS.
         Ketika WTO mengalami kemandekan putaran-putaran kesepakatan dalam pertemuan KTM akibat tekanan-tekanan dari perjuangan rakyat, imperialis AS mengkooptasi Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) sebagai skema perdagangan yang lebih kejam dan jahat bagi negara-negara anggotanya. Tapi, ironinya, kunjukan Jokowi ke AS oktober lalu, malah menyampaikan komitmennya untuk bergabung ke TPP kepada Obama. TPP telah diikuti 12 negara (40% PDB dunia) dan melakukan kesepakatan perdagangan dengan standar yang paling tinggi yang ada saat ini.  Karena memuat poin-poin yang selama ini tidak ada dalam skema WTO (atau biasa di sebut dengan “WTO plus”) seperti Hak Kekayaan Intelektual (Intelectual Property Rights), Kebijakan kompetisi (Competition Policy) dan belanja pemerintah (Government Procurement) serta fasilitasi perdagangan hingga point perselisihan negara dan investor/ISDS (Investment-State Disputed Settlement). TPPA adalah perjanjian perdagangan paling masif dengan standar yang benar-benar diinginkan oleh USA, yang selama ini banyak di kampanyekan melalui OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).
      TPP adalah skema blok perdagangan komperehensif yang di gagas oleh USA karena menyangkut perdagangan barang, jasa dan investasi saat ini beranggotakan USA, Canada, Chile, Mexico, Brazil, Peru, Selandia Baru, Australia, Brunei Darussalam, Malaysia, Siangapura, Jepang dan Vietnam. TPP juga disebut kesepakatan perdagangan dengan standar yang paling tinggi yang ada saat ini, karena memuat poin-poin yang selama ini tidak ada dalam skema WTO (atau biasa di sebut dengan “WTO plus”) seperti Hak Kekayaan Intelektual (Intelectual Property Rights), Kebijakan kompetisi (Competition Policy) dan belanja pemerintah (Government Procurement) serta fasilitasi perdagangan hingga point perselisihan negara dan investor/ISDS (Investment-State Disputed Settlement). TPPA adalah perjanjian perdagangan paling masif dengan standar yang benar-benar diinginkan oleh USA, yang selama ini banyak di kampanyekan melalui OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).
       Lebih jauh bagi USA, perjanjian perdagangann kemitraan lintas Pasifik ini adalah bagian dari kampanye politik dan ekonomi di Asia-Pasific. TPP menjadi skema USA untuk terus mengontrol perkembangan pasar di Asia, sekaligus memenangi pertarungan dengan imperialis lain yang juga menginginkan pasar Asia sebagai jalan untuk mengurangi dampak krisis yang tidak pernah bisa di sembuhkan, bahkan saat ini fluktuasi krisis pasca krisis keuangan global 2008 terus terjadi dan melemahkan banyak negara imperialis termasuk membangkrutkan negara seperti Yunani dan Siprus.
Peta sebaran perusahaan US dalam TPP dan TPFTA bisa dilihat di     http://www.isdscorporateattacks.org/#!peril/chcj
Sedangkan di bawah ini data di dalam TPP
Jumlah Perusahaan U.S.A. di negara anggota TPP & Perusahaan TPP yang berkedudukan di U.S.A
 Australia
 8,127
 Brunei
 38
 Canada
 23,698
 Chile
 1,021
 Japan
 6,456
 Malaysia
 1,972
 Mexico
 7,051
 New Zealand
 1,572
 Peru
 551
 Singapore
 2,511
 United States
 16,013
 Vietnam
 612
Contoh : ada sejumlah 6,456 perusahaan USA yang berkedudukan di Jepang, sebaliknya di USA sendiri ada 16,013 perusahaan dari semua negara anggota TPP.

         Dokumen pembahasan TPP selama negosiasi sangat sulit di dapatkan, dan baru-baru ini saja dokumen secara terbatas bisa di dapatkan terutama dari wikileaks. Akan tetapi selama pembahasan, ada lebih dari 600 perusahaan dan penasehat perusahaan yang ikut terlibat dalam penyusunan tersebut. Tidak heran jika di dalam negeri USA sendiri TPP dianggap sebagai kemenangan perusahaan atas negara.
             Perjanjian perdagangan abad ke-21 berusaha menancapkan kerangka hukum untuk aturan perusahaan global dan memfasilitasi eksploitasi perusahaan terhadap rakyat pekerja. Perjanjian mega regional ini dengan keji merendahkan ikatan konvensi hak-hak buruh internasional sambil memastikan insentif yang lebih besar, hak dan perlindungan bagi investor. Ini adalah skema umum dengan motivasi politik untuk lembaga peraturan baru atas perdagangan untuk mempertahankan spectrum dominasi penuh keuangan dan perusahaan-perusahaan monopoli AS melalui skema baru neokolonialisasi terhadap saingan-saingan baru yang mana jika berhasil pemerintah-pemerintah asing akan tunduk terhadap setiap bentuk monopoli tersebut.
           Akan tetapi, Negara-negara imperialisme tidak akan “meninggalkan” WTO saat ini. Dalam sidang umum WTO tahun lalu telah disetujui bahwa KTM WTO ke-10 akan dilaksanakan di Nairobi, Kenya pada tanggal 15-18 Desember 2015. Dalam pertemuan ini diberitakan akan fokus membahas pertanian, kompetisi eksport dan akses pasar atas produk pertanian dan non pertanian yang semuanya hanya menguntungkan kepentingan Negara-negara maju mendominasi perdagangan dunia khususnya di negara berkembang semacam Indonesia.  Termasuk pula akan membahas liberalisasi investasi (terutama dalam sector jasa/semacam pendidikan dan pengadaan barang pemerintah), selanjutnya liberalisasi tarif, penghapusan "hambatan non-tarif" (yaitu deregulasi) dan memperkuat hak kekayaan intelektual dari TNC.
       Agenda KTM ke-10 WTO Ini hanya akan semakin memperkuat kemampuan TNC untuk beroperasi di dalam dan lintas batas dan "hukum" menghalangi negara-negara berkembang dari alat-alat kebijakan mereka yang masih tersisa yang diperlukan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan mewujudkan hak-hak rakyat. Saat ini rakyat dunia (ILPS) sedang melakukan kampanye JUNK WTO untuk membubarkan WTO di Nairobi, Kenya. Oleh karena itu, FMN sebagai ormass mahasiswa Demokrasi Nasional harus kembali menggelorakan kampanye JUNK WTO. Maka, bersama ini juga kami dari Front Mahasiswa Nasional Cabang Makassar menuntut :
      1.      Bubarkan WTO
      2.      Jokowi-JK, Tarik Indonesia dari keanggotaan WTO
      3.      Tolak Rencana Jokowi masuk TPP
     4.      Stop Komersialisasi dunia pendidikan dan berikan pendidikan layak bagi seluruh rakyat

Selamat belajar, berorganisasi dan berjuang !