Berbagai kebijakan Anti Rakyat Mewarnai 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK
Runtuhnya
Mitos Satrio Pinigit Dalam Pemerintahan Jokowi-JK
JOYOBOYO meramalkan akan munculnya Satrio
Piningit yang nanti akan membawa Indonesia ke masa keemasannya.Satrio Piningit
adalah dua kata sifat yang menyatu dan melekat pada diri seseorang Pemimpin1. Satrio Pinigit adalah sifat
seorang petarung sejati dalam menegakkan kebenaran dan membela orang-orang yang
tertindas dan teraniaya. Satrio Piningit disebutsebut sebagai anak dewa yang
berwujud manusia. Wujudnya tidak berbeda seperti manusia pada umumnya yang
sederhana dan merakyat.
Setidaknya ramalan joyoboyo tentang gelar
Satrio Pinigit ini dianugerahi kepada Jokowi di masa pencalonan Presiden, yang
akhirnya dirinya memenangkan pertarungan Pilpres 2014 dengan menyisihkan
kandidat pasangan Capres lain Prabowo-Hatta Rajasa. Akan tetapi, ramalan ini
pun berlahan-lahan meleset layaknya cerita mitos yang tidak akan pernah
terbukti kebenarannya. Jokowi yang disebut sebagai Satrio Pinigit hanya menjadi
bentuk pengkultusan dirinya sebagaimana di abad pertengahan yang digunakan seorang
pemimpin untuk memenangkan pertarungan di antara penjahat yang merebut kursi
kekuasaan. Kekuasaan yang empuk telah diraih Jokowi-JK. Cerita tentang pemimpin
yang membela kebenaran dan merakyat berlahan-lahan terkuak menjadi mitos
belaka, yang sama halnya dengan pengultusan atas gelar Satrio pinigit Jokowi.
Pemerintahan Jokowi-JK semakin menyusahkan rakyat saja
Pada 28 Januari 2015 tepat menjadi 100 Hari dari
pemerintahan Jokowi-JK semenjak dilantik 20 Oktober 2014 sebagai Presiden dan
Wakil Presiden ke-7 Republik Indonesia. 100 Hari berkuasa, berbagai kebijakan
pun telah dijalankan oleh pemerintahan Jokowi-JK untuk merealisasikan visi,
misi dan programnya, baik yang dibungkus dalam Revolusi mental, TRISAKTI dan Nawacitanya.
Harapan masyarakat akan perubahan sosial dalam bernegara
dan
berbangsa di bawah pemerintahan Jokowi-JK tentu sangatsangatlah besar. Ini
menjadi ekspresi sekaligus tuntutan masyarakat yang selama ini menderita di
bawah pemerintahan
10
tahun SBY.
Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu di
bawah pemerintahan Jokowi-JK, berbagai persoalan di tengah masyarakat pun tidak
kunjung dapat diselesaikan oleh pemerintahan Jokowi-JK. Perampasan dan monopoli
tanah, politik upah murah, lapangan kerja yang sempit, pendidikan dan kesehatan
yang mahal, kekayaan alam dikuasai asing, praktek korupsi merajalela serta
pencabutan subsidi masih menjadi arah kebijakan yang diambil oleh pemerintahan
Jokowi-JK. Berlahan-lahan masyarakat pun mulai mempertanyakan keberpihakan dan komitmen
pemerintahan Jokowi-JK dalam mensejahterahkan rakyat. Program reforma agraria
dan industri nasional sebagai cita-cita rakyat Indonesia yang dijanjikan
Jokowi-JK mengalami kemandekan, bahkan berubah haluan menjadi bentuk-bentuk
penghisapan baru di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Ini menjadi realita dalam 100 Hari pemerintahan
Jokowi-JK. Keadaan ini membuat masyarakat Indonesia mulai memandang sinis dan
berlahan memudarkan kepercayaan Rakyat
terhadap pemerintahan Jokowi-JK. Pemerintahan yang disebut merakyat dan populis
ini, mulai menujukkan wajah aslinya yang tidak disukai rakyat. Karena rakyat
sesungguhnya membenci pemerintah yang suka bersandiwara demi mengobral dan mengilusi nasib rakyat. Kebijakan-kebijakan
anti rakyat yang telah ditetapkan pemerintahan
Jokowi-JK
selama 100 Hari berkuasa di Indonesia;
1. Pembangunan nasional Indonesia masih
menyandarkan dan mengabdi pada asing.
Salah-satu ciri negara yang berdaulat dan
mandiri sepenuhnya adalah mampu mewujudkan kredo pembangunan nasional yang
berdiri di atas kakinya sendiri tanpa adanya cengkraman kuasa asing
(imperialism) atau pun kekuatan-kekuatan pengusaha besar dalam negeri.
Pembangunan nasional secara rill harus dapat digerakkan mayoritas rakyat
sebagai aktor utamanya. Dalam hal di Negara Indonesia adalah kaum tani dan klas
buruh. Namun Pemerintahan Jokowi-JK pada setiap lawatan pertemuan forum
konsolidasi
regional
dan internasional yang merupakan media kepentingan Asing/imperialisme AS (KTT
ASEA, KTT APEC, G20) memposisikan diri sebagai Sales yang menjual kekayaan alam
dan manusia Indonesia kepada perusahaanperusahaan raksasa korporasi
imperialisme khususnya AS2. Artinya di bawah Pemerintahan Jokowi-JK,
Indonesia masih menjadi pelayan setia bagi negara maju khususnya AS untuk menyediakan
bahan mentah murah,
tenaga
kerja murah, tempat pemasaran dan sasaran eksport kapital (investasi dan
hutan).
2. Jokowi-JK Melancarkan Praktek pencabutan
subsidi rakyat
Pemerintahan Jokowi-JK melancarkankebijakan
pencabutan subsidi rakyat secara menyeluruh di semua bidang, mulai dari BBM,
TDL, LPG hingga pencabutan subsidi bibit dan pupuk terhadap kaum tani.
Pencabutan subsidi rakyat adalah inkonstitusional yang bertentangan dengan UUD
1945 yang menjamin subsidi sebagai hak rakyat. Sama halnya dengan pencabutan subsidi
di bidang pertanian3. Ini merupakan bentuk pengingkaran Jokowi terhadap
program-programnya yang menjanjikan akan mendukung dan mensejahterahkan kaum
tani. Dan kondisi ini akan semakin menyengsarrakan petani Indonesia untuk
mengelola lahannya. Dan penghapusan subsidi ini hanya akan memberikan keuntungan
besar kepada perusahan monopoli bibit dan pupuk seperti Cargil, Munsanto, ADM,
Syngenta yang sebagian besar milik imperialisme AS dan Eropa. Pencabutan
subsidi ini adalah wujud kebijakan Neo-liberal Imperialisme AS yang dijalankan Pemerintahan
Jokowi-JK. 3. Pembangunan Infrastuktur secara besar-besaran oleh Jokowi-JK
bukan untuk rakyat, namun berguna sebagai fasilitas atas kepentingan investor
asing
di Indonesia. Jokowi-JK telah mempersiapkan pembangunan infrastuktur secara besar-besaran
mulai dari pembangunan Jalan tol 1000 Km, 24 Pelabuhan Internasional & 1000
Pelabuhan standart, 10 Bandara Internasional, serta rel kereta api 3097 Km4. Tentu semua pembangunan infrastuktur ini bukan untuk kepentingan
rakyat. Tapi pembangunan
infrastuktur
ini adalah fasilitas perdagangan untuk memberikan pelayanan bagi investor asing
khususnya imperialisme AS dan pengusaha besar dalam negeri untuk meningkatkan
efisiensi
dan efektivitas sirkulasi modalnya. Sehingga dapat memberikan super profit yang
lebih besar lagi dengan mengeruk kekayaan alam dan manusia di Indonesia.
4. Jokowi-JK
tetap meneruskan Megaproyek MP3EI yang selama ini terbukti hanya Melayani kepentingan perusahaan raksasa asing
dan merampas hak dasar rakyat.
Megaproyek MP3EI selama ini hanya memberikan
keuntungan yang besar bagi perusahan raksasa khususnya AS beserta investor
asing. Dengan dalih pemerataan pembangunan daerahdaerah, Jokowi-JK tetap
bersikukuh menjalankan Megaproyek MP3EI.
Jokowi-JK
mengabaikan jutaan rakyat Indonesia yang terampas tanahnya akibat Pembangunan-pembangunan megaproyek MP3EI
tersebut. Penguasaan kekayaan alam dan manusia dari bisnis di setiap
koridor-koridor MP3EI, semakin memasifkan perampasan hak- hak dasar rakyat baik
upah, tanah, kerja yang membuat rakyat Indonesia semakin miskin pula. Ini
sangat bertentangan dengan konsep kemandirian dan kedaulatan atas pembangunan
di Indonesia yang bersandar dan berpihak pada imperialisme. MP3EI selama ini
juga telah terbukti meningkatkan konflik yang meningkatkan pelanggaran HAM di
Indonesia.
5. Kebijakan Jokowi-JK Menaikkanmenurunkan harga
BBM adalah bentuk ketertundukan terhadap
mekanisme pasar.
Kenaikan harga BBM dengan alasan defisit
anggaran adalah sebuah pembohongan
publik
yang membodohi rakyat. Alasan ini juga sudah digunakan oleh rejim SBY yang
telah
dibantah
oleh rakyat sebelumnya dan bahkan penolakan itu dari PDI P itu sendiri yang
notabenenya partai berkuasa saat ini. Subsidi adalah mitos, sebab pemasukan
dari hasil penjualan minyak kepada masyarakat jauh lebih besar ditimbang
subsidi yang dianggarkan
di
APBN tiap tahunnya. Artinya penjualan minyak selama ini telah memberikan
keuntungan yang besar bagi pemasukan negara. Sementara itu menaikkan BBM
disebut Jokowi sebagai langkah untuk mengalihkan subsidi dari komsumtif ke infrastuktur.
Ini sesuai dengan megaproyek Jokowi untuk memperbaiki infrastuktur demi
memperlancar aktivitas ekonomi asing khusunya imperialisme AS di dalam negeri. Sementara
adanya penurunan harga BBM di dalam negeri dengan alasan merosotnya harga
minyak dunia adalah strategi Jokowi-JK untuk menyerahkan harga BBM pada
mekanisme pasar yang dikendalikan imperialisme AS (Nymex). Sementara itu, ke
depan rencananya premium akan dicabut dan rakyat akan memakai pertamax
non-subsidi. Ini menjadi kebijakan anti rakyat Jokowi-JK yang merugikan akibat
ketidakberdayaan melawan tuannya asing. Bahkan rencananya harga distribusi minyak
kepada masyarakat akan dapat berubah-ubah per 2 minggu sesuai dengan
perkembangan harga minyak dunia. Inilah menjadi bukti negara Indonesia tidak
berdaulat atas pengelolahan minyak di dalam negeri yang dikuasai asing 90%,
sehingga kita harus tunduk pada mekanisme pasar yang ditentukan AS.
Dan
menjadi sangat polemik bagi rakyat atas hal ini, sekalipun harga minyak dalam
negeri sudah turun,Namun harga-harga kebutuhan bahan pokok dan barang tidak
ikut turun. Malah harga-harga kebutuhan pokok tetap dan terus mengalami inflasi
akibat mengikuti mekanisme pasar dalam Nmenentukan harga BBM. Harga-harga sembako,
kontrakan/kost-kost, barangbarang, transportasi dan lain-lain tetap melambung
tinggi dan semakin memberatkan kehidupan rakyat. Ini menjadi konsekuensi atas
kebijakan Jokowi-JK dalam mengelola energi yang tetap diserahkan pada asing
sepenuhnya.
6. Pemerintahan Jokowi-JK tidak sedikit pun
menjalankan Reforma agraria sejati dan Industri nasional untuk rakyat
Selama reforma agraria sejati tidak dijalankan
di Indonesia, maka tidak akan ada demokrasi yang mampu mensejahterahkan rakyat
Indonesia. Demokrasi yang ada akan tetap menjadi prosedural dan menjadi milik segelintir
minoritas untuk menimbun kekayaan semata dengan menindas dan menghisap rakyat.
Reforma agraria melalui jalan land reform (tanah untuk rakyat) adalah keharusan
yang wajib dilaksanakan di Indonesia. Ini menjadi
jalan
menuju pembangunan industri nasional yang membuat rakyat madiri dan berdaulat
di atas kakinya sendiri. Namun, reforma agraria yang merupakan salah-satu
prioritas program
Jokowi
hanya menjadi isapan jempol yang jauh dari kenyataan. Persoalan ini akan
beririsan dengan persoalan pembangunan industri nasional di Indonesia. Karena
terbukti Jokowi-JK secara getol mengundang para investor asing untuk menanamkan
modalnya membangun
industri-industri
di Indonesia. Untuk memberikan pelayanan kepada investor asing selain
pembangunan infrastuktur, Jokowi mengeluarkan berbagai kebijakan yang
mempermudah
investor
asing untuk menguasai kekayaan alam dan manusia di Indonesia. Mulai dari
perijinan investasi dipermudah sampai instrumen- instrumen melanggengkan
politik upah murah di Indonesia seperti RPP Pengupahan dan kebijakan upah buruh
yang dapat dibayar di bawah UMP oleh perusahan-perusahaan “menengah”. Ini
adalah tipu muslihat yang dijalankan Jokowi-JK untuk merampas dan semakin
memberikan upah murah kepada buruh-buruh di Indonesia.
7. Jokowi-JK siap menyambut MEA 2015
Jokowi-JK
bukan malah melihat MEA sebagai ancaman kedaulatan Indonesia. Namun Jokowi-JK
tetap menjalankan MEA sebagaimana pemerintahan negara-negara boneka di ASEAN
yang bersikukuh mewujudkan pasar tunggal ASEAN yang terintegrasi pada
kepentingan kapitalisme monopoli internasinaonal khususnya AS. Pasar bebas MEA
ini akan semakin mempermulus agendaagenda kebijakan Neo-Liberal Imperialisme AS
di Indonesia atas arus bebas modal, investasi, perdagangan barang dan jasa,
tenaga keja, dan
IPTEK
5yang akan bertentangan dengan aspirasi rakyat
atas kebutuhan Reforma Agraria dan Industri Nasional untuk membangun Indonesia yang
mandiri, merdeka, bebas dan berdaulat sepenuhnya.
8. Pemerintahan Jokowi tidak lantas memberikan
Pendidikan wajib belajar 12 tahun dan terjangkau untuk pendidikan tinggi
Jokowi JK yang mempunyai program pendidikan wajib belajar 12
tahun bagi masyarakat Indonesia, masih menjadi sebatas janji belaka yang tidak
direalisasikan sama sekali. Adapun KIP menjadi suapan politik belaka yang tidak
berarti apa-apa bagi rakyat untuk meningkatkan akses rakyat atas pendidikan. Demikian
persoalan biaya pendidikan tinggi di Indonesia, Jokowi-JK tidak mempunyai
kebijakan apaapa untuk mengubah praktek komersialisasi dan privatisasi di dunia
pendidikan tinggi. Jokowi-JK tetap mempertahankan praktek otonom keuangan dalam
pengelolahan perguruan tinggi, yang akan membuat biaya kuliah tidak turun-turun
tapi semakin melambung tinggi baik dalam
bentuk UKT
atau jenis pembayaran lainnya.
9. Jokowi-JK menunjukkan watak pemerintahan yang anti
Demokrasi dan HAM
Berbagai kasus
kekerasan dan refresifitas tetap menjadi tontonan dalam pemerintahan Jokowi-JK.
Penembakan terhadap 5 siswa di Paniai Papua, penyisiran dan pengusiran terhadap
masyarakat desa Utiniki, Papua, represifitas dan kriminalisasi penangkapan terhadap
demonstran pada aksi penolakan kenaikan harga BBM (1 orang meninggal di
Makassar). Selain itu, beberapa kebijakan yang anti demokrasi dan HAM yang
dipertahankan Jokowi-JK seperti; UU Ormas, UU PKS, UU Intelijen, RUU Kamnas. Sementara
kebijakan baru yang dikeluarkan mulai hampir mirip dengan kebijakan
militeristik Orde Baru; Tentara (Babinsa) masuk desa, Penyegaran Menwa di
Kampus dan
meningkatkan
anggaran alutsista.
10. Pemerintahan Jokowi-JK tetap tidak
berkomitmen menyelesaikan Praktek Korupsi
Kisruh Polri VS KPK adalah sebagai cerminan
pemerintahan jokowi-JK yang masih lemah untuk mengentaskan praktek korupsi di
Indonesia. Bahkan konflik ini bermula dari
pencalonan BG sebagai Kapolri yang sebenarnya telah terendus
sebagai pemilik rekening gendut di Polri hingga ditetapkan sebagai tersangka oleh
KPK. Namun Jokowi tetap mencalonkan BG sebagai Kapolri yang kemudian diloloskan
oleh DPR RI. Kisruh ini tetap berlanjut, namun Jokowi-JK tidak dapat meredam, malah
semakin terjadi pertarungan yang alot dan membuat masyarakat resah, yang selama
ini mempunyai aspirasi untuk memberantas korupsi di Indonesia. Namun, ini
menjadi catatan merah bagi pemerintahan
Jokowi-JK sebagai ciri khas dari kapitalis birokrat yang
melanggengkan penyakit korupsi untuk
menggerogoti rakyat. Lantas, Apakah Jokowi-JK layak disebut Pemerintah rakyat ?
TIDAK Berdasarkan paparan atas kebijakankebijakan yang telah diambil Jokowi-JK
selama 100 Hari berkuasa di Indonesia, semakin memberikan penilaian objektif
bagi seluruh rakyat dalam memahami kemana arah Indonesia 5 tahun ke depan.
Indonesia akan tetap hidup dalam penderitaan yang berkepanjangan karena
kekayaan alam dan manusia sepenuhnya diperuntukkan untuk kepentingan asing
(imperialisme) dan borjuasi besar serta tuan tanah di Indonesia. Perkebunan, hasil
pertanian, hutan, laut, tambang akan semakin tergerus dalam cengkraman kebijakan
Neo-liberal 6untuk dikuasai
oleh tuan dari pemerintahan Jokowi-JK. Pemerintahan Jokowi-JK tetap menjadi
kaki tangan yang sama halnya dengan SBY dalam melayani kepentingan mereka
merampas hak-hak dasar rakyat.
Pemerintah
Jokowi-JK mustahil menjalankan program Landreform sejati dan Industri nasional
sebagai aspirasi umum rakyat Indonesia. Sebaliknya, pemerintah boneka AS ini
akan tetap menjadikan Indonesia sebagai negeri yang miskin dan terbelakang
(setengah jajahan dan setengah feodal), menjadi penghasil bahan mentah dan
setengah jadi bagi industri imperialis, pasar bagi barang komoditas industri
imperialis, buruh murah untuk melayani industri asing saja serta sasaran
eksport kapital imperialisme AS dan negara maju lainnya. Rakyat akan semakin
mengalami penghidupan yang sulit dan berat ke depan, jika menyaksikan kebijakan
rejim Jokowi-JK saat ini.
Maka ke depan
kita harus semakin mengobarkan semangat perjuangan dalam menghadapi rejim
boneka imperialisme AS yang anti rakyat untuk memenangkan hak-hak dasar pemuda mahasiswa
dan rakyat yang dirampas.
Rachmad P
Panjaitan
(Ketua PP FMN)