ABM GRUDUK OMBUDSMAN, SUBHAN : KAMI JANJI AKAN SERIUS DAN OBJEKTIF
Makassar, 1 September 2021. Puluhan massa aksi dari berbagai organiasi yang tergabung dalam Aliansi Bela Mahasiswa (ABM) mendatangi Kantor Ombudsman RI Perwakilan Sulsel. Tujuan dari kedatangan ABM adalah untuk memberi penekanan kepada Ombudsman agar objektif dan serius dalam menyelesaikan kasus pengeluaran SK DO secara sepihak yang dilakukan oleh pimpinan Institut Agama Islam (IAI) Al Amanah Jeneponto kepada kedua Mahasiswanya yaitu Usman dan Muhammad.
Awal selaku Koordinator mimbar menyampaikan dalam orasinya “Kedatangan kami disini ialah untuk meminta keseriusan Ombudsman dalam menyelesaikan kasus kekerasan akademik ini. Bukan tanpa alasan, karena maraknya kekerasan akademik yang terjadi menjadi ancaman bagi keberlangsungan demokrasi didalam kampus. Sebut saja SK DO dan Skorsing kepada 4 mahasiswa IAIM Sinjai, SK DO kepada 28 mahasiswa UKI Paulus, SK DO kepada 11 mahasiswa STIMIK AKBA adalah segelintir kasus kekerasan akademik yang sampai saat ini tidak terselesaikan. Dan apa bila hal serupa terjadi di IAI Al Amanah Jeneponto, maka akan semakin banyak deratan kasus kekerasan akademik yang tidak terselesaikan.”
Awal menambahkan, “Ini akan menjadi referensi bagi kampus-kampus lain sebagai cara untuk meredam mahasiswanya yang kritis terhadap kampusnya. Dan apa bila ini berhasil kita menangkan, maka akan jadi referensi pula bagi kita untuk melawan kekerasan-kekerasan akademik yang terjadi kedepan.”
Aksi yang dilakukan sekitar pukul 13.30 wita itu dilakukan dengan berjalan kaki dari depan Unismuh menuju ke Ombudsman. Meskipun membawa massa yang banyak, ABM tidak mengakibatkan kemacetan yang berarti karena massa aksi tertib dan rapi saat melakukan konvoi.
Subhan selaku ketua Ombudsman RI perwakilan Sulsel datang bertemu langsung dengan massa aksi. Subhan menyampaikan bahwa Ombudsman akan serius menangani kasus ini. “Meskipun Ombudsman menangani banyak kasus, tapi kami tetap professional dalam menyelesaikan semua laporan.”
Subhan juga menjelaskan terkait perkembangan laporan yang telah di masukkan oleh Usman dan Muhammad, “Untuk laporan Usman dan Muhammad, semua sudah kita tangani. Karena pelaporannya yang terpisah, maka perkembangan laporannya pun berbeda. Saat ini laporan Usman sudah mendapatkan jawaban dari pihak kampus IAI Al Amanah berupa klarifikasi, namun belum bisa kami bagikan karena masih membutuhkan beberapa data untuk di verifikasi lebih lanjut. Setelah rampung, akan secepatnya kami kirimkan ke pelapor yaitu Usman. Untuk Muhmmad sendiri, kemarin laporannya sudah terverifikasi dan dinilai layak untuk ditindak lanjuti. Secepatnya kami dari Ombudsman akan mengirimkan permintaan klarifikasi kepada kampus IAI Al Amanah Jeneponto, dan harapannya semoga pihak pimpinan kampus dapat sesegera mungkin memberikan jawaban supaya kasus ini tidak berlarut-larut dan memakan waktu yang lebih lama.”
Aksi yang berlangsung sejak pukul 13.30 wita hingga 15.20 wita terpantau lancar tanpa adanya gerakan tambahan yang mengacaukan barisan massa aksi. Sebelum aksi berakhir, Usman menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh organisasi yang tergabung dalam ABM karena sampai saat ini masih mau bersolidaritas untuk pencabutan SK DO yang diberikan kepada dirinya dan Muhammad.
“Terimakasih yang sebesar-besarnya dari saya dan Muhammad atas kesediaan kawan-kawan untuk berjuang bersama mengawal pencabutan SK DO ini. Saya secara pribadi sangat menyayangkan sikap kampus IAI Al Amanah yang seenaknya mengeluarkan SK DO kepada Mahasiswanya dengan alasana yang tidak jelas. Kenapa saya katakana tidak jelas, karena kampus mengatakan sesuai statuta tapi nyatanya sampai sekarang statuta itu tidak pernah kami lihat.” Tegas Usman.
Usman juga menambahkan, “Saya katanya mencemarkan nama baik kampus dan dosen atas puisi yang saya buat, tapi kenapa orang tua ku yang dipanggil untuk jelaskan puisi itu bukan saya. Kemudian, Muhammad yang di DO dengan alasan memukul tapi malah kebalikannya yang terjadi. Sebenarnya Muhammad yang pukul. Katanya orang tua Muhammad juga pernah di Panggil oleh kampus. Tapi surat pemanggilan orang tua tidak pernah sampai di Muhammad. Parahnya lagi, kabarnya sudah ada yang mewakili orang tua Muhammad untuk datang ke kampus tapi lagi-lagi itu tanpa sepengetahuan Muhammad.”
Penulis : Al Iqbal (Dept. Kampanye FMN Makassar)