Menuju Rapat Umum Anggota (RUA), FMN UINAM Mengadakan Dialog Panel.
Front Mahasiswa Nasional (FMN) Badan Persiapan Ranting UIN Alauddin Makassar (BPR UINAM) menggelar dialog panel sebagai rangakain menuju Rapat Umum Anggota (RUA) 1. Dialog tersebut mengangkat tema “meletakkan pandangan bersama dalam menyelesaikan problem pokok pemuda mahasiswa” di warkop Mudah Berkah, jln Abd. Kadir Dg. Suro, Samata Kab. Gowa, jum’at (09/11/2018).
Dialog yang dimulai pukul 20.30 wita seharusnya menghadirkan 5 perwakilan organisasi yaitu FMN, KAMMI, IMM, HMI dan PMII. Namun dalam dialog tersebut hanya sempat dihadiri oleh 3 perwakilan organisasi, dikarenakan perwakilan dari HMI dan PMII memiliki urusan penting lainnya sehingga berhalangan untuk hadir. Walaupun demikian, dialog tersebut tetap terlaksana.
Panji Rafsanjani yang merupakan Kepala Departemen Pendidikan dan Propaganda FMN BPR UINAM yang juga bertindak sebagai moderator membuka dialog dengan menggambarkan bagaimana kondisi pemuda saat ini. "Demi menyelesaikan problematika pemuda mahasiswa, hari ini penting untuk kita mengenal apa-apa saja problem pemuda mahasiswa itu. Akses terhadap pendidikan dan jaminan lapangan pekerjaan setelah selesai adalah persoalan umum bagi kita semua. Dan melalui dialog ini, diharapkan setelah kita menyamakan pandangan kita kita dapat berjalan beriringan menyelesaikan problem kita bersama-sama." Ujar Panji.
Ahmad sukran selaku ketua PK IMM Fakultas tarbiyah dan Keguruan UINAM mengatakan bahwa kurangnya minat literasi mahasiswa menjadi masalah tersendiri. “permasalahannya ada pada mahasiswa itu itu sendiri, isi otak yang tidak mempuni atau kurang baca buku sehingga menurunkan tingkat intelektualitas mahasiswa dan tidak adanya kesadaran terhadap tanggung jawab sosial yang dimiliki mahasiswa” selaras dengan itu Muh. Aidil Putra selaku Koordinator Kebijakan publik KAMMI UINAM juga berpendapat bahwa masalahnya adalah kurangnya minat baca dan kurangnya kesadaran terhadap tanggung jawab sosial, “ Rak buku yang dibiarkan berdebu itu juga masalah karena menandakan kurangnya niat baca dan juga tidak adanya kesadaran terhadap tanggung jawab sosial”.
Henri Ford Jebs Ketua FMN cabang Makassar menelisik lebih jauh terkait hal tersebut. Dia menganggap problem mahasiswa selaras dengan problem masyarakat pada umumnya yaitu disebabkan oleh keadaan Negara saat ini, “Minimnya lapangan kerja yang layak, reforma agraria palsu yang terus digemborkan oleh rezim Jokowi-Jk yang ternyata tidak menghilangkan problem pokok terdapat penguasaan tanah yaitu monopoli tanah ternyata hanya memassifkan perampasam tanah rakyat, maraknya pemangkasan upah dan PHK massal itu menjadi bagian dari problem pemuda mahasiswa mengingat mayoritas dari orang tua kita adalah dari kalangan buruh dan tani. Hal tersebut semakin mempersulit kita untuk mengakses pendidikan terkhusus pendidikan tinggi dengan kondisi biaya kuliah yang terus naik. Ditambahlagi pembungkaman demokrasi yang semakin massif terjadi di kampus-kampus. Akibatnya, mahasiswa yang kerap memperjuangkan pendidikan yang demokratis yang dapat diakses oleh semua golongan masyarkat tanpa harus dihambat oleh biaya kuliah kerap menjadi korban. Tak main -main, teror hingga intervensi nilai, skorsing, Do, intervensi Keluarga bahkan di Kriminalisasikan oleh kampus menjadi senjata ampuh kampus saat ini untuk membungkam gerakan mahasiswa yang semakin membesar saat ini.
Askar nur Ketua BEM-U UIN Alauddin Makassar yang juga menghadiri dialog tersebut memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan dialog oleh FMN BPR UINAM dan dia meminta penyataan sikap kepada setiap perwakilan organisasi untuk melakukan konsolidasi lanjutan demi mencapai satu titik fokus perjuangan bersama sebagai bentuk implementasi dari diselenggarakannya dialog tersebut. "Apresiasi dari saya untuk kawan-kawan yang terus merawat budaya ilmiah seperti saat ini. Namun perjuangan kita tidak sekedar diskusi saja, perlu aksi nyata atau tindak lanjut kita sebagai output dari dialog ini. Dan saya harapkan sikap dari kawan-kawan yang terus konsisten mengawal isu-isu pendidikan yang tidak pro terhadap rakyat."
Dialog tersebut berjalan dengn penuh antusias, dapat terlihat baik dari pembicara maupun peserta diskusi mulai dari pertukaran sudut pandang serta pertanyaan dari peserta kepada pemateri. Dialog pun berakhir dengan penuh harap akan penyatuan gerakan untuk bersama-sama berjuang menyelesaikan problem pemuda terkhusus pemuda mahasiswa.
Penulis : Hamdan (Ketua FMN BPR UINAM)